Hidup Sehat dengan Makanan Glikemik Rendah


Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes melitus (DM) semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan diprkirakan akan mencapai jumlah 592 juta orang pada tahun 2035. Tentu saja hal tersebut sangat memprihatinkan mengingat gaya hidup manusia, utamanya di negara-negara yang penduduknya masih belum menyadari akan pentingnya gaya hidup sehat.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mendefinisikan DM sebagai  penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup. Atau disebabkan karena tubuh tidak bisa menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah, atau hiperglikemia.

Ada beberapa faktor penyebab DM, salah satunya adalah gaya hidup. Yang dimaksud dengan gaya hidup, seperti tidak aktif berolah raga, merokok, dan pola makan yang tidak sehat. Orang-orang yang mengkonsumsi makanan rendah serat dan memiliki indeks glikemik tinggi, cenderung akan mudah terkena DM.

Menurut American Diabetes Association, indeks glikemik (IG) adalah skor untuk mengukur seberapa cepat makanan (yang mengandung karbohidrat), bisa diubah oleh tubuh menjadi  glukosa darah. Makanan diberi peringkat berdasarkan bagaimana mereka dibandingkan dengan makanan lainnya.
Skor IG berupa skala dari 0-100, makanan dengan IG tinggi meningkatkan glukosa darah lebih cepat dibandingkan  makanan dengan IG sedang atau rendah.

Contoh makanan yang mengandung karbohidrat dengan IG rendah adalah kacang-kacangan kering, semua sayuran tanpa tepung, beberapa sayuran bertepung seperti ubi jalar, sebagian besar buah,  roti gandum, dan sereal.  Daging dan lemak tidak memiliki IG  karena tidak mengandung karbohidrat.
American Diabetes Association mengelompokkan makanan berdasarkan skala IG-nya;
IG rendah (55 atau kurang):
  • roti gandum utuh
  • oatmeal
  • pasta, nasi, barley
  • ubi jalar, jagung, bengkuang, kacang mentega, kacang polong, sebagian besar buah-buahan, sayuran non-tepung dan wortel
IG sedang (56-69)
  • gandum utuh, gandum hitam
  • oat instan
  • beras coklat
IG tinggi (70 atau lebih)
  • roti putih
  • serpihan jagung, beras kembung, serpihan dedak, oatmeal instan
  • nasi putih pulen, pasta nasi, makaroni, dan keju dari campuran
  • kentang Russet, labu
  • pretzel, kue beras, popcorn, biskuit asin
  • melon dan nanas
Beberapa faktor yang mempengaruhi IG manakan adalah:
  • kematangan dan waktu penyimpanan (semakin matang buah atau sayuran, IG semakin tinggi)
  • pemrosesan (jus memiliki IG lebih tinggi daripada buah utuh; kentang tumbuk memiliki IG lebih tinggi daripada kentang panggang utuh)
  • metode memasak (berapa lama makanan dimasak berpengaruh pada skor IG)
  • varietas (beras putih pera memiliki IG lebih rendah dari beras merah tetapi beras putih pulen memiliki IG lebih tinggi dari beras merah).
Nasi putih, utamanya yang yang pulen (apalagi dimakan dalam kondisi hangat) memang menambah nafsu makan. Tapi kandungan IG-nya lebih tinggi dibanding nasi pera. Memang  selama ini nasi  menjadi salah satu makanan bisa meningkatkan kadar gula dalam darah. Akan tetapi mengkonsumsi nasi  dengan IG rendah (dengan takaran yang sesuai), aman dokonsumsi oleh penderita DM.

Beberapa tahun terakhir ini di pasaran sudah banyak dijual beras kemasan yang mengandung IG rendah. Harganya pun beragam, disesuaikan dengan kualitas masing-masing produk. Untuk beras rendah IG yang diimpor, tentu saja harganya relatif lebih mahal.

PT Petrokimia Gresik (PG) sebagai perusahaan yang sudah melebarkan sayap dengan membuat produk dari hulu hingga hilir, juga memproduksi beras dengan IG rendah (± 43). Beras tersebut dipasarkan dengan merk dagang Fitrice.

Menurut GM Pemasaran PG Wismo Budiono, Fitrice diproduksi dari padi pilihan, dengan proses pratanak untuk mendapatkan IG ± 43. Dengan skor IG  rendah tersebut, Fitrice sangat baik dikonsumsi oleh penderita DM.

“Selain itu, Fitrice juga mengandung vitamin B1, B2, B6, mineral berupa fosfor, zat besi, magnesium, dan memiliki serat pangan tinggi. Beras rendah glikemik yang kami produksi ini, merupakan hasil kerjasa dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian,” jelas Wismo. (Made Wirya)



0 Response to "Hidup Sehat dengan Makanan Glikemik Rendah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel