Mengobati Kutu Caplak (Boophilus micropluss) Pada Sapi
Dalam dunia peternakan kita harus mengetahui dan dapat mengidentifikasi tentang penyakit dan parasit yang dapat mengganggu ternak/ hewan peliharaan kita. Pada awal mula saya berkecimpung di pemeliharaan sapi lokal saya tidak mengerti dan faham tentang parasit yang menyerang sapi lokal.
Oleh karena itu, saat pertama kali melihat kutu ini, saya tidak dapat mengidentifikasinya. Di karenakan telah terbiasa memelihara sapi export yang berasal dari Australia jenis brahman cross (BX).
Sapi brahman cross atau saya biasanya menyebutnya sapi BX tidak pernah terserang hama satu ini. Sehingga luput dari pengawasan ketika awal pertama kali membeli dan menerima kedatangan sapi lokal (sapi-sapi Inseminasi Buatan) dari wilayah jawa tengah dan jawa timur.
Kutu ini awalnya kecil dan agak bening warnanya, setelah lama-kelamaan membesar dan berbentuk seperti butiran kotoran sapi kering yang menempel di bulu. Awalnya yang di serang hanya seekor, lama kelamaan sapi-sapi di sebelahnya pun terkena.
Bentuk kutu caplak (Boophilus micropluss) yang telah berisi darah sapi |
Sapi brahman cross atau saya biasanya menyebutnya sapi BX tidak pernah terserang hama satu ini. Sehingga luput dari pengawasan ketika awal pertama kali membeli dan menerima kedatangan sapi lokal (sapi-sapi Inseminasi Buatan) dari wilayah jawa tengah dan jawa timur.
Kutu ini awalnya kecil dan agak bening warnanya, setelah lama-kelamaan membesar dan berbentuk seperti butiran kotoran sapi kering yang menempel di bulu. Awalnya yang di serang hanya seekor, lama kelamaan sapi-sapi di sebelahnya pun terkena.
Karena penasaran saya tarik, ternyata pecah dan berdarah, baru kenalah saat itu dengan caplak sapi dan itu pun karena di beri tahu oleh pekerja yang punya sapi lokal di rumahnya. Dalam keadaan tidak menghisap darah caplak sapi ini berukuran hanya sebesar biji mentimun dan berwarna agak keunguan bila telah terisi darah. Dan diingatkan oleh pekerja agar tidak mencabut paksa caplak, karena nanti akan jadi luka iritasi pada kulit sapi.
Akhirnya selidik punya selidik ternyata hama ini biasannya menjangkiti dan menyerang pada sapi lokal yang biasa di gembalakan di lapangan, karena selama beberapa tahun memeliharaan sapi brahman cross (BX), tidak ada sapi BX yang pernah terserang caplak. Awalnya ada juga kekhawatiran akan menyerang ke populasi sapi BX, dan ternyata tidak. Selamet… Selamet….
Penyakit Parasit Caplak
Mencoba mencari tahu kenapa ektoparasite penghisap darah satu ini bisa menyerang sapi-sapi lokal dan tidak menyerang sapi BX. Ternyata berhubungan dengan siklus hidupnya yang diawali dari telur diletakkan induknya di tanah (lapangan). Larva yang baru menetas segera akan mencari inangnya (sapi) setelah dapatkan inangnya, ia akan menghisap darah inang hingga kenyang lalu akan jatuh ke tanah atau tetap tinggal pada tubuh inang tersebut dan segera menjadi nimfa. Nimfa menghisap darah kembali, setelah kenyang akan jatuh ke tanah dan menjadi caplak dewasa. Itu adalah alur sederhana hidupnya caplak,
Tahu kah Anda, satu siklus daur hidup berkisar antara 6 minggu sampai tiga tahun. Caplak betina setelah kawin telur yang dihasilkannya mencapai antara 2.000-20.000 butir telur yang terkumpul dalam satu kelompok. Setelah tuntas bertelur caplak akan mati. Telur yang dihasilkan akan menetas dalam waktu 2-10 minggu, tergantung pada jenis caplak dan cuaca.
Caplak sapi sangat tahan terhadap perubahan perubahan seperti terendam air, kekeringan atau tidak ada makanan dalam waktu berbulan lamanya. Biasanya kasus serangan caplak ini pada akhir musim hujan, dikarenakan kondisi pada saat itu kelembaban tinggi dan cuaca mulai panas, sehingga aktivitas betina untuk bertelur lebih intensif.
Gigitan caplak dapat menimbulkan reaksi peradangan ditempat caplak tersebut menggigit, apabila sudah menggigit maka hewan akan banyak kehilangan darah (Anemia) sehingga terjadi penurunan kondisi dan luka gigitan yang menyebabkan penurunan kualitas kulit ternak yang dapat menjadi infeksi ikutan.
Akibat dari serangan caplak sapi, sapi mendapat gangguan yang paling ringan berupa rasa gatal pada kulit yang menyebabkan sapi terus menggosok-gosok atau menendang-nendang bagian yang gatal di badanya sehingga dapat menimbulkan luka pada kulit.
Nah..klo sudah luka datanglah lalat hijau (Chrysomia) hinggap untuk bertelur, sehingga menyebabkan belatungan (myasis) pada luka. Luka yang terdapat belatung menimbulkan bau yang busuk, belatung bisa bersarang di bawah kulit. Gejala yang ditimbulkan dapat menyebabkan kepala sapi tertunduk lesu, penurunan nafsu makan serta bulu yang kusam dan rontok. Paling mudahnya di lihat secara visual di bagian yang sering di serang oleh caplak.
Pengalaman penulis, bagian yang banyak di serang biasanya gelambir, diantara dua kaki depan dan sekitar daerah selangkangan kaki belakang (ini berdasarkan pengalaman penulis). Walaupun di bagian yang sering terkena matahari pun tetap ada, tapi tidak banyak.
Pengendalian Caplak
Cara pengendalian yang paling efektif adalah dengan pestisida atau akarisida, yaitu sejenis bahan kimia yang mampu membunuh caplak. Bahan kimia umumnya sangat efektif untuk membunuh caplak, tetapi penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan caplak menjadi resisten atau tahan terhadap pengaruh kimia tersebut.
Pada waktu itu penulis menggunakan obat cair yaitu Paramectin RV, efeknya tidak langsung terasa. Butuh satu hari hingga obat bekerja, setelah 3 hari caplak pun mulai rontok satu persatu, serta mengering mati dan bila masih menempel maka bisa diambil secara manual. Baiknya di kumpulkan dan di bakar, dikhawatirkan telurnya ada yang tidak ikut mati.
Salah satu obat yang efektif dalam membasmi kutu caplak (Foto : Jurox.com) |
Sedangkan cara penggunaannya paramectin di teteskan sepanjang kulit punggung dari tengkuk sapi ke sepanjang kulit punggung hingga ke pangkal ekor sapi, ikuti saja garis punggung sapi. Ingat… Sesuaikan dengan dosis anjuran yang tertera di labelnya, jangan berlebih.(A)
0 Response to "Mengobati Kutu Caplak (Boophilus micropluss) Pada Sapi "
Post a Comment