Teknis Pengangkutan Sapi Menggunakan Moda Transportasi

Sistem moda transportasi pengangkutan sapi dari pelabuhan Tanjung priok
Sistem transportasi angkutan ternak sapi di Indonesia perlu ditata kembali agar sesuai dengan standar kesejahteraan hewan dan perlu adanya integrasi moda angkutan ternak yang terdiri atas kapal laut, kereta api dan truk.

Penanganan angkutan sapi yang tidak sesuai kesejahteraan hewan (Animal Walfare) serta pakan ternak yang tidak memenuhi standar selama di perjalanan akan membuat sapi sakit dan stres. Hal ini mengakibatkan susutnya berat badan pada sapi.

Mengutip dari wikipedia.id Catatan pertama transportasi hewan ternak terjadi pada tahun 1607, yaitu kapal Inggris bernama Susan Constant, yang pernah digunakan untuk mengangkut para kolonis dari Jamestown.

Ketika itu, kapal yang digunakan untuk mengangkut hewan ternak dan daging ke Plymouth dan Philadelphia. Pada tahun 1700, ekspor sapi mulai biasa terjadi dari Philadelphia ke wilayah lain. Kematian hewan ternak ketika pengiriman terjadi dengan persentase mencapai 50% dari total pengiriman, disebabkan oleh suplai pakan ternak yang tidak baik dalam hal kualitas dan kuantitas, terlalu sesak, dan kondisi laut .

Sedangkan di Indonesia untuk saluran distribusi pengiriman sapi dari lokasi peternakan atau antar daerah dan pulau dalam pemasarannya, membutuhkan sarana angkutan darat dan laut. Jangan lupa, sapi kupang dari Nusa Tenggara Timur di kirim melalui transportasi dengan kapal laut, kereta api dan truk.

Pengangkutan sapi dengan cara yang benar dapat meminimalisir kerugian akibat patah tulang, potong paksa di atas truck atau kematian sapi. Sebaliknya, penanganan yang salah dapat menyebabkan sapi lemah dan sakit yang berujung sapi dipotong atau dijual ke RPH terdekat.

Efek buruk dari pengiriman ternak sapi diantaranya dapat mengakibatkan stress, sehingga hilangnya pengendalian diri dari hewan ternak, sesak napas, dehidrasi, keracunan, kelelahan, luka akibat kondisi transportasi yang kurang baik atau perkelahian antar sesama hewan ternak, hingga mati di atas truck pengangkut.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan pengangkutan, diantarnya adalah

Jarak Tempuh. Sapi yang cukup lama dalam perjalanan dapat menyebabkan kelelahan dan lemah. Kondisi tersebut diperburuk dengan jalur darat yang kini sering terjebak macet. Akibatnya, sapi bisa jadi sakit dan akan membutuhkan penanganan khusus jika tidak beruntung seperti afkir atau mati.

Kepadatan Sapi. Pengangkutan sapi yang terlalu padat dan berhimpitan dapat menyebabkan sapi stress. Jalan yang buruk, bergelombang, dan berkelak-kelok cukup berbahaya karena momen beban sapi dapat berpindah-pindah dengan adanya dorongan sapi.

Angkutan truck harus sesuai dengan jumlah dan bobot sapi yang diangkut. Sarana angkutan truck jangan tertutup rapat karena harus ada sirkulasi udara dengan baik. Beban sapi yang diangkut terlalu berat sangat berbahaya. Truk colt diesel (engkol) dapat mengangkut 8-10 ekor sapi, Truck Fuso dapat mengangkut 15-17 ekor, sedangkan pick up hanya dapat mengangkut 3-4 ekor sapi. Jika menyebrangi lautan, pengangkutan harus dengan kapal laut.

Dokumen transportasi harus lengkap agar dalam perjalanan tidak ada hambatan. Dokumen yang harus dilengkapi, di antaranya adalah surat kesehatan hewan, surat jalan, lolos uji darah dan copy faktur jual beli.

Dehidrasi. Saat pengangkutan, sapi harus diberi minum secara berkala. Jika jarak sangat jauh atau waktu tempuh yang lama, perlu dilakukan pemberhentian secara berkala serta pemberian pakan dan minum pada sapi secukupnya. Sebaiknya supir truck dibekali dengan larutan elektrolit, sehingga meminimalisir strees pada sapi akibat dehidrasi (kekurangan cairan). Hal ini dikarenakan sapi yang stress selama pengangkutan lebih dari 8 jam dapat menyebabkan susut bobot hingga 20 Kg.

0 Response to "Teknis Pengangkutan Sapi Menggunakan Moda Transportasi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel