Potensi Limbah Pertanian Dan Perkebunan Sebagai Pakan Ternak

Pengembangan sapi potong di suatu daerah sudah saatnya dilakukan usaha untuk memanfaatkan limbah pertanian mengingat penyediaan rumput dan hijauan pakan lainnya sangat terbatas. Limbah hasil pertanian dan perkebunan banyak tersedia di Indonesia, namun potensinya belum dimanfaatkan secara optimal sebagai pakan ternak. Pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan sebagai alternative pakan ternak mencapai 30-40% dari potensi yang tersedia saat ini.

sekam padi
Jerami padi bila tidak dimanfaatkan hanya akan di bakar

Limbah pertanian menpunyai karakteristik yaitu tingginya kandungan serat kasar dan rendah akan kandungan nitrogen, fosfor dan kalsium. Hal ini dikarenakan limbah pertanian mempunyai daya cerna yang rendah dan konsumsinya menjadi terbatas.

Salah satu alternatif penyediaan pakan ternak adalah memanfaatkan dan mengembangkan limbah hasil pertanian dan perkebunan yang diduga memiliki kandungan nutrisi setara dengan pakan standar untuk ternak potong, antara lain jerami padi, jerami jagung, serta limbah sayuran, kelapa sawit, tebu dan coklat.

Permasalahan yang dihadapi dalam menggunakan pakan limbah pertanian dan perkebunan terdiri dari faktor internal pengetahuan peternak itu sendiri, kualitas pakan limbah pertanian dan perkebunan dan faktor lingkungan (cemaran).

Untuk mengatasi kendala tersebut diperlukan pengetahuan akan teknologi dan sosialisasi tentang pemanfaatan limbah hasil pertanian sebagai pakan ternak secara terus menerus. Mutu pakan limbah hasil pertanian dan perkebunan dapat ditingkatkan dengan beberapa metode, diantaranya melalui pengolahan (pretreatment) limbah hasil pertanian, suplementasi pakan dan pemilihan limbah pertanian/perkebunan.

Metode untuk mengolah limbah hasil pertanian dilakukan dengan metoda fisik, kimia, biologis maupun kombinasinya. Sedangkan untuk leguminosa, kacang-kacangan maupun sisa pengolahan industri pertanian berfungsi sebagai bahan suplementasi. Pemilihan jenis limbah tanaman perlu pula dilakukan untuk mengurangi efek samping terhadap kesehatan ternak dan keamanan produknya.

Pemilihan dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu mutu nutrisi pakan limbah pertanian/perkebunan, kandungan racun dan/atau antinutrisi di dalam tanaman dan cemaran berbahaya pada tanaman. Limbah hasil pertanian organik merupakan alternatif yang dapat diterapkan untuk mendapatkan pakan limbah karena mampu mengurangi resiko terjadinya residu bahan beracun berbahaya pada produk ternak serta mengurangi ancaman terhadap kesehatan ternak.

Bahan jenis limbah pertanian yang dapat Anda gunakan dalam pembuatan pakan alternativ ternak adalah sebagai berikut :

JERAMI PADI

Proses fermentasi jerami padi merupakan salah satu pengolahan secara biologis untuk meningkatan kualitas pakan jerami padi. Proses ini menggunakan biostarter sebagai aditif untuk peningkatan kualitas pakan dan untuk penyimpanan jangka panjang. Bahan biostarter yang umum digunakan adalah mikroorganisme (bakteri asam laktat) dan jamur (Aspergillus niger).

LIMBAH KELAPA SAWIT

Limbah hasil pengolahan kelapa sawit mengandung serat kasar yang tinggi, namun kandungan protein kasar lumpur sawit dan bungkil kelapa sawit secara berurutan yaitu 14,58 %BK dan 16,33 % BK, yang potensial untuk digunakan sebagai bahan bakan ternak ruminansia seperti sapi dan kambing.

TEBON JAGUNG

Pemotongan tebon jagung menjadi bagian kecil-kecil
Untuk meningkatkan kualitas bahan pakan tebon jagung, maka diperlukan sentuhan teknologi fermentasi dengan menambahkan probiotik yang mengandung mikroba untuk memecah serat kasar, agar dapat dicerna dengan baik oleh ternak.

PUCUK TEBU (Cane Top)

Bagian limbah utama dari tanaman tebu yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah pucuk tebu/daun, molases, ampas tebu dan empulur (pith). Pemberian pucuk tebu pada sapi perah dan sapi potong dapat meningkatkan pertambahan produksi susu sebesar 2 kg susu per hari pada sapi perah dan berat badan sebesar 0,25 kg/hari pada sapi potong. Pucuk tebu biasanya digunakan ketika musim

KULIT COKLAT

Kulit buah coklat mengandung kadar protein kasar (6 – 12%) sedikit lebih tinggi dari jerami padi, tetapi hampir setara dengan kandungan dari rumput gajah. Walaupun limbah tanaman cokelat lainnya seperti kulit biji dan lumpur kakao mengandung kadar protein kasar dan TDN yang lebih tinggi, namun   produk    samping    tersebut    belum  dimanfaatkan secara optimal sebagai pakan ternak karena jumlah yang dihasilkan sangat rendah sekali.

Peningkatan mutu limbah hasil pertanian dan perkebunan sebagai pakan ternak umumnya dilakukan melalui pengolahan terlebih dahulu sebelum diberikan, yang secara garis besarnya terdiri dari:

  1. Perlakuan Fisik: Pemotongan menjadi bagian-bagian kecil, penggilingan, pemanasan, perendaman, pengeringan atau penyinaran.
  2. Perlakuan Kimia: Dengan cara penambahan basa, asam dan oksidasi seperti penambahan NaOH, Ca(OH)2, ammonium hidroksida, gas klor dan sulfur dioksida.
  3. Perlakuan Biologi: Melalui pengomposan, fermentasi, pemberian enzim, atau menumbuhkan jamur dan bakteri.
  4. Kombinasi diantara ketiga perlakuan tersebut diatas. 

Untuk metoda fisik yang terdiri dari pemotongan, pemanasan, penggilingan, pengeringan dan penyinaran diketahui tidak akan merubah nilai nutrisi suatu bahan pakan ternak. Oleh sebab itu pendekatan ini jarang dilakukan dalam penyediaan pakan untuk ternak. Namun demikian metoda ini khususnya pemanasan dan pengeringan dapat digunakan untuk mengurangi toksisitas suatu tanaman.(A)

0 Response to "Potensi Limbah Pertanian Dan Perkebunan Sebagai Pakan Ternak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel